Negara Berpotensi Raup Bagi Hasil Rp18,4 T dari Pengembangan Blok Tuna

Pertamina dikabarkan mengincar wilayah kerja migas Arwana-Barracuda (WK migas) di Blok East Natuna, Kepulauan Riau. Langkah ini semakin dekat karena perusahaan berencana mengajukan studi bersama pada Mei 2023.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan WK Arwana-Barracuda memiliki berbagai potensi sumber daya minyak bumi. Namun, Tutuka tidak merinci berapa sebenarnya potensi minyak di CA.

“Jumlahnya dirahasiakan. Yang jelas potensinya sangat besar dan mudah-mudahan bulan Mei nanti Pertamina kita targetkan joint study-nya,” kata Tutuka saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (3/2). . .

Studi bersama ini merupakan salah satu dari dua mekanisme lelang wilayah kerja migas. Berbeda dengan penawaran melalui tender biasa yang data cadangannya disediakan oleh pemerintah, dalam penawaran langsung atau studi bersama, investor mencari data cadangan sendiri.

Hal ini membutuhkan beban risiko dan biaya yang harus ditanggung oleh investor. Namun, mereka memiliki kebebasan untuk memilih bidang yang diminati. Pelaksanaan studi bersama umumnya memakan waktu sekitar 6-8 bulan dan dapat diperpanjang hingga 1 tahun.

Tutuka menjelaskan, Blok East Natuna terbagi menjadi tiga wilayah kerja atau WK, dimana WK Arwana-Baracuda, WK Paus dan WK D-Alpha merupakan lapangan migas terbesar.

Secara keseluruhan, Blok East Natuna diperkirakan memiliki potensi gas hingga 222 triliun kaki kubik (TCF) dengan kandungan karbondioksida atau CO2 hingga 71%. Kandungan CO2 yang tinggi, tipikal untuk CA D-Alpha, menghasilkan pengelolaan yang lebih rumit dan mahal dibandingkan blok migas lainnya.

D-Alpha merupakan CA yang ditinggalkan oleh PT Pertamina karena memiliki kandungan CO2 yang tinggi. “Pertamina sudah mundur dari D-Alpha. Tapi terbagi tiga, Pertamina akan tetap di Arwana-Barracuda,” kata Tutuka.